LIPUTAN 1.ONLINE – PEKANBARU – DPP Penggawa Melayu Riau (PMR) menyayangkan keputusan dari pihak manajemen PT. AIP yang telah mempermainkan Datin Srikandi Penggawa Melayu Riau beserta ormas dan tokoh masyarakat di Tualang, Kabupaten siak perihal pengelolaan limbah Miko PT. AIP yang telah lama tidak dibersihkan.
Dikonfirmasi pada Senin pagi, (04/11/2024), Panglima Tinggi DPP Penggawa Melayu Riau (PMR), Dr. Afrizal Anjo mengatakan bahwa Datin Srikandi PMR telah berkoordinasi dan pada prinsipnya saya mendukung penuh kegiatan yg akan mereka lakukan.
“Setelah saya membaca Kronologis yg dikirimkan, sesuai dan patut Datin Srikandi turun dengan Organisasi dan Pemuda tempatan untuk meminta klarifikasi Perusahaan terhadap keputusan yg diambil, ibarat kata pihak Perusahaan telah mempermainkan kita, dgn manajemen oper sana oper sini, padahal Datin Imelda telah mengikuti segala arahan dan petunjuk manajemen,” tegas Panglima Tinggi DPP Penggawa Melayu Riau.
Dukungan penuh ini saya berikan, disamping Srikandi PMR merupakan sayap Organisasi DPP Penggawa Melayu Riau, beliau juga menginginkan anak-anak daerah khususnya tempatan, merasakan adanya Kontribusi Perusahaan melalui kegiatan atau kerja yang ada di perusahaan PT AIP tersebut. Ungkapnya.
Panglima Tinggi DPP Penggawa Melayu Riau ini juga meminta ke pihak penegak hukum, khususnya Polres Kabupaten.Siak agar dapat membantu memediasi dengan pihak perusahaan, karena kalau hal ini dibiarkan, nantinya akan menimbulkan konflik yang lebih besar, yang tentunya akan menciptakan situasi yg tidak kondusif.
“Kami (Penggawa Melayu Riau) terdiri dari 24 Simpul Laskar dan Organisasi Kemelayuan, tidak akan membiarkan Srikandi kami turun sendirian, jika hal ini tidak dapat terealisasikan, saya akan kerahkan seluruh simpul untuk turun bersama dengan Srikandi Penggawa Melayu Riau, Datin Imelda Samsi,” pungkasnya.
Sementara itu, Srikandi Punggawa Melayu Riau, Datin Imelda Samsi dikonfirmasi awak media menjelaskan secara ringkas kronologis awal mula peristiwa yang pada dasarnya ormas dan tokoh masyarakat serta warga tempatan meminta bantu agar dapat berkomunikasi dengan pihak PT AIP karena limbah Miko perusahaan tidak dibersihkan dan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
“Pada bulan Juli 2024, saya bersama gabungan aliansi dan ormas mengunjungi manager perusahaan AIP pak firman di ruangannya saat itu masyarakat tempatan yang tergabung dalam aliansi maupun laskar melayu dan ormas mempertanyakan terkait limbah miko perusahaan tersebut yang sudah lama tidak dibersihkan karena sudah sangat mengganggu lingkungan dan dikhawatirkan berdampak negatif terhadap pencemaran udara lingkungan dan masyarakat,” sampaikan Imelda.
Kemudian, pada tanggal 6 agustus 2024 manager pabrik menghubungi dan mengundang untuk dapat hadir ke pabrik PT AIP. Dan keesokan harinya, pada 7 agustus 2024, saya sudah ditunggu di ruangan manager pabrik oleh 3 orang pimpinan AIP yakni pak firman selaku manager, pak lilik selaku ac dan pak demi kurang lebih 1 jam di dalam ruangan 3 pimpinan tersebut, dan menyampaikan akan mensuport dan mensponsori perusahaan dari masyarakat tempatan yang di wakili oleh datin Imelda dengan syarat harus memenuhi verifikasi minamas di pusat sehingga menjadi vendor dan syarat yang kedua bisa menjaga situasi kondusif bersama masyarakat tempatan dalam penanganan limbah tersebut,” ungkap Imelda.
Imelda menjelaskan bahwa saat itu kita menyetujui syarat tersebut. Dan berjalannya waktu, selaku perwakilan masyarakat tempatan kita telah mengurus administrasi termasuk berulang kali revisi revisi persyaratan yang luar biasa rumit namun tetap mampu dilengkapi oleh pt noor annisa chemikal. sehingga membutuhkan waktu dua bulan dalam penyelesaian administrasi tersebut dan berhasil menjadi vendor minamas group pada akhir oktober 2024. namun, secara tiba tiba, keesokan harinya tepat pada pukul 8 pagi, manager PT AIP daerah perawang, siak pak firman menghubungi saya dengan mengatakan “selamat pagi buk, sebenarnya saya tidak enak menyampaikan ke ibu bahwasannya terkait pengolahan limbah di aip kami tidak memakai perusahaan noor annisa cemikal karena dari REGION OFFICE RO kami di daerah kami sudah melakukan PENUNJUKAN LANGSUNG terhadap perusahaan.
“ Atas adanya hal tersebut lah yang menjadi kekecewaan besar kami (datin penggawa melayu riau bersama masyarakat tempatan) yang tergabung dalam aliansi, laskar melayu dan ormas, karena merasa dipermainkan oleh manajer pabrik, oleh ac pak lilik dalam hal ini.inilah yang memicu aksi kegiatan menagih janji ke pt aip yang mempermainkan kami,” tutupnya.
Sumber: PMR
Editor: Hamdi Ramadhan