Liputan 1.online |PEKANBARU, – Lembaga Survei The Republik Institute menggelar diskusi dan Jumpa Pers ” Hasil Survei Voting Behaviour Menjelang Pilgub Riau 2024″, di Hotel Bono Pekanbaru, Minggu (27/10/24), Sekira Pukul 15.30 Wib.
Dalam diskusi Lembaga Survei The Republik Institute mengambil tema “Pertarungan Pilgub Riau Makin Sengit, Kerja-kerja Politiklah Penentunya dalam memenangkan hati rakyat”.
Dalam Pers Release diterima media Riaubangkit com, Dr. Sufyanto, S.Ag., M.Si. Peneliti Utama The Republic Institute menjelaskan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 dilakukan serentak tahun ini. Proses Pilkada 2024 terdiri atas tahapan persiapan dan tahapan penyelenggaraan.
Tahapan Pilkada serentak 2024 diatur
dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Tahapan dan Jadwal Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota.
Pilkada ini menjadi pesta demokrasi Indonesia tahap kedua setelah Pemilihan Umum meliputi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilihan Legislatif dari tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.
Pilkada yang akan diselenggarakan pada 27 November 2024 merupakan penyelenggaraan debut Pilkada serentak seluruh Indonesia di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, termasuk di Provinsi Riau.
The Republic Institute telah menjadi bagian proses demokrasi di tingkat Nasional, maupun Lokal Indonesia, termasuk di Provinsi Riau. Kehadiran kami bertujuan untuk partisipasi publik sekaligus memberikan pendidikan politik kebangsaan, dengan cara kerja-kerja ilmiah dan akademik, yakni dengan melakukan penelitian perilaku memilih (voting behaviour).
Riset ini bersifat independen dan transparan guna mengukur issu-issu yang mengiringi Pilkada
dan mengukur seberapa besar tingkat popularitas dan elektabilitas dari masing-masing calon kandidat pemimpin politik, yakni Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Riau.
Kami The Republic Institute hadir di Provinsi Riau memotret aktor-aktor politik calon-calon Gubernur dan Wakil Gubernur menjelang dihelatnya penyelenggaraan pemilihan umum tahun 2024.
Metodelogi
Jenis penelitian yang kami lakukan adalah berbentuk survei, dengan teknik pengambilan sampel adalah Stratified Random Sampling dengan jumlah sampel keseluruhan sebanyak 1200 responden, tersebar di seluruh wilayah di Provinsi Riau. Kemudian diturunkan ke kecamatan, lalu dilanjutkan ke tingkat Kelurahan, lalu diturunkan ke tingkat RT, Rumah dan menentukansubjek penelitiannya.
Waktu pengambilan sampel dengan wawancara langsung ke responden dilakukan pada tanggal 10-20 Oktober 2024, dengan margin of error sebesar 2,8 %.Isu yang Menjadi Perhatian
Dari hasil penelitian ini The Republic Institute menemukan bahwa menjelang Pemilihan Kepala Daerah tahun 2024 mendatang, banyak isu politik yang sangat diperhatikan masyarakat dan menuntut segera ada perbaikan secepatnya, dan kira-kira inilah kedepan akan menjadi tantangan bagi kepala daerah yang akan terpilih.
Isu politik itu meliputi seputar bahan pokok masih menjadi perhatian masyarakat sebanyak 20,5%. Kemudian perihal Perbaikan infrastruktur (akses jalan raya, jembatan, dan Irigasi
berada di posisi kedua dengan nilai 16,5%, sulitnya mencari pekerjaan medapatkan penilaian 14,1%. Di wilayah Provinsi Riau perbaikan infastruktur (akses jalan raya, jembatan dan irigasi) menjadi masalah serius yang belum dapat diselesaikan pemerintah
sebelumnya dan berdampat juga terhadap kepuasan pemerintah Provinsi Riau.
Untuk hal lain seperti Harga jual panen pertanian/ perkebunan/nelayan stabil mendapatakn nilai 7,6% hingga Adil dalam penyaluran bantuan Pemerintah mendapatkan penilaian dengan nilai 6,1%, secara keseluruhan dapat dilihat pada grafik berikut.
Rendahnya Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Pemerintahan Sebelumnya
Tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah Provinsi Riau dalam hal ini Gubernur Incumbent 56,3% dan PJ Gubernur 55,8% angka ini cukup rendah.
Hal ini menunjukkan rendahnya kepercayaan publik terhadap Gubernur Incumbent selama menjabat sebagai
gubernur yang disebabkan karena masih banyak permasalahan provinsi Riau yang belum ditangani secara serius oleh pemerintahan sebelumnya.
Sementara itu tingkat kepuasan public terhadap Presiden menurut Masyarakat riau paling tinggi di angka 77,5 % . Secara keseluruhan dapat dilihat pada grafik berikut:
Kepuasan Publik Gubernur Provinsi Riau incumbent ini berdampak terhadap
elektabilitasnya dimana Syamsuar yang seharusnya sebagai Incumbent lebih mudah dalam mendapatkan hati public Masyarakat Riau. Permasalahan apa sebenernya yang mengakibatkan Tingkat kepuasan pemimpin Provinsi Riau bergitu rendah.
Masyarakat Riau lebih menginginkan Perubahan Kepemimpinan, ada lima bidang menjadi perhatian dan menjadi persoalan serius sehingga berdampak pada Tingkat kepercayaan dan kepuasan publik Masyarakat terhadap Pemimpin provinsi Riau. Pertama pada aspek Pembangunan Infrastruktur Jalan Raya/Desa.
Selanjutnya Infrastruktur lampu penerangan jalan sebesar, Peningkatan
Produktifitas Pertanian, Pelayanan Kesehatan, dan Pelayanan Pendidikan. Permasalahan ini menjadi pendorong Masyarakat Riau menginginkan perubahan, Masyarakat yang
menginginkan perubahan kepemimpinan 52% dan yang menginginkan keberlanjutan 37%.
Popularitas dan Elektabilitas Calon Gubernur & Wakil Gubernur
Untuk melihat posisi popularitas tokoh, tampak sekali bagi sebagian tokoh yang Tingkat popularitasnya tinggi adalah yang memiliki jabatan di pemerintahan ataupun parlemen sebelumnya, berikut nama dan angka popularitasnya, dimulai dari Syamsuar merupakan Incumbent gubernur dengan tingkat popolaritas tertinggi yaitu sebesar (87,2%)
Masyarkat Riau yang mengenalnya, Abdul Wahid (81,7 %), diikuti oleh M. Nasir (80,2%),
Tiga tingkat popularitas tertinggi adalah calon gubernur, sementara itu H.M.Wardan (71,4%) mendapatkan nilai popularitas tertinngi untuk calon wakil gubernurtu, SF. Hariyanto (70,1%) dan Mawardi (60,9%).
Dari data tersebut nampak bahwa ketiga calon gubernur mendominasi popularitasnya.
Sementara itu, bila dilihat dari nilai kesukaan (liketabilitas) masyarakat kepada calon adalah M. Nasir (59,8%) dan Abdul Wahid (58,1%). Sementara itu dari data survei ini tingkat popularitas Syamsuar memang tertinggi yakni (87,2%) namun tidak singkron
dengan tingkat kesukaan masyarakat terhadap Syamsuar yang hanya sebesar (52,7 %).
Hal ini menjadi dampak atas tingkat kepuasan kinerja Syamsuar yang rendah pada periode jabatan sebelumnya. Untuk Liketabilitas Calon Wakil Bupati adalah H.M. Wardan (50,3%) karena kiprahnya selama dua periode memimpin Kab.Indragiri Hilir, disusul SF. Hariyanto
(48,0%) dan Mawardi (42,9%). Sebagaimana grafik berikut:
Masyarakat Riau lebih menginginkan Perubahan Kepemimpinan. Masyarakat Riau Menilai ada lima bidang menjadi perhatian dan menjadi persoalan serius sehingga berdampak pada Tingkat kepercayaan dan kepuasan publik Masyarakat terhadap Pemimpin provinsi Riau.
Pertama pada aspek Pembangunan Infrastruktur Jalan Raya/Desa, Selanjutnya Infrastruktur lampu penerangan jalan sebesar, Peningkatan
Produktifitas Pertanian, Pelayanan Kesehatan, dan Pelayanan Pendidikan. Permasalahan ini menjadi pendorong Masyarakat Riau menginginkan perubahan, Masyarakat yang
meninginkan perubahan kepemimpinan 52% dan yang menginginkan keberlanjutan 37%.
secara keseluruhan dapat dilihat pada grafik berikut:
Popularitas dan Elektabilitas Calon Gubernur & Wakil Gubernur
Untuk melihat posisi popularitas tokoh, tampak sekali bagi sebagian tokoh yang Tingkat popularitasnya tinggi adalah yang memiliki jabatan di pemerintahan ataupun parlemen sebelumnya, berikut nama dan angka popularitasnya, dimulai dari Syamsuar merupakan Incumbent gubernur dengan tingkat popolaritas tertinggi yaitu sebesar (87,2%)
Masyarkat Riau yang mengenalnya, Abdul Wahid (81,7 %), diikuti oleh M. Nasir (80,2%), tiga tingkat popularitas tertinggi adalah calon gubernur.
Sementara itu H.M. Wardan
(71,4%) mendapatkan nilai popularitas tertinngi untuk calon wakil gubernurtu, SF. Hariyanto (70,1%) dan Mawardi (60,9%).
Dari data tersebut nampak bahwa ketiga calon gubernur mendominasi popularitasnya.
Sementara itu, bila dilihat dari nilai kesukaan (liketabilitas) masyarakat kepada calon adalah M. Nasir (59,8%) dan Abdul Wahid (58,1%). Sementara itu dari data survei ini tingkat popularitas Syamsuar memang tertinggi yakni (87,2%) namun tidak singkron
dengan tingkat kesukaan masyarakat terhadap Syamsuar yang hanya sebesar (52,7 %).
Hal ini menjadi dampak atas tingkat kepuasan kinerja Syamsuar yang rendah pada periode jabatan sebelumnya. Untuk Liketabilitas Calon Wakil Bupati adalah H.M. Wardan (50,3%) karena kiprahnya selama dua periode memimpin Kab.Indragiri Hilir, disusul SF. Hariyanto
(48,0%) dan Mawardi (42,9%).
Sementara itu, untuk tingkat keterpilihannya (elektabilitasnya) masyarakat berdasarkan simulasi suara menempatkan pilihannya sebagai berikut:
Pasangan Bermarwah, Abdul
Wahid – SF. Hariyanto dengan angka (29,8%), sedangkan Pasangan Nawaitu Nasir – Wardan mendapatkan angka (27,3%), Pasangan Suwai Syamsuar – Mawardi mendapatkan angka (26,9%) masyarakat yang belum menentukan pilihan sebesar 16,0%.
Dari data Elektabilitas berdasarkan simulasi surat suara, Pasangan Abdul Wahid – SF Hariyanto memang unggul tipis dari paslon lain tapi belum bisa dikatakan aman.
Karena selisih antara ketiga paslon masih dibawah 5 Persen. Dengan kurang dari satu bulan waktu kampanye ini pendekatan dan kerja-kerja politik dari paslon atau relawan yang nantinya
menjadi faktor kunci terhadap hasil akhir nanti.***
Sumber : Lembaga Survei The Republik Institute
Editor: Hamdi Ramadhan