Dikala Anjing Pemburu Khianati Pawang

LIPUTAN 1

- Redaksi

Rabu, 21 Agustus 2024 - 22:04 WIB

60116 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Opini oleh : Fauzan Azima/Teuku Gajah Putih (Mantan Panglima GAM Wilayah Linge)

“TIDAK perlu bersedih, mendendam, apalagi heran. Dia memang begitu.”

Itulah yang akan saya sampaikan kepada Muzakir Manaf alias Mualem jika saya bertemu dengannya. Ini penting saya sampaikan menyikapi dinamika politik Aceh yang melibatkan bekas Panglima Gerakan Aceh Merdeka itu.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jika Mualem tertarik mendengarkan, maka saya akan menjelaskan asbabun nuzul perkataan itu dengan kisah tentang karakter manusia yang seperti itu. Manusia yang diselimuti penyakit hati dan dikendalikan oleh sifat-sifat tidak terpuji.

Hati yang kotor harus dibersihkan (takhalli). Lantas diisi dengan sifat-sifat baik (tahalli) lalu dia akan mendapatkan manifestasi atau perwujudan dari hasil berbuat baik (tajalli). Orang Sunda menyindir orang yang tidak mau membersihkan hati dengan sebutan “manuk sia” atau ayam.

Semua sifat kotor itu ada pada manusia. Kalau kita menganggap hewan rendah, maka manusia juga memiliki potensi sama jika gagal menggunakan pikiran dan hati. Orang-orang ini akan diletakkan Allah di tempat paling rendah, asfala safilin. Representasi sifat hewan itu melekat pada manusia.

Syahdan, Nabi Nuh as minta tolong kepada empat orang tukang. Tapi semua tukang itu meminta imbalan, yakni menikah dengan putri semata wayang Nuh. Tapi tidak mungkin Nuh menikahkan putrinya dengan empat orang tukang.

Sebagai nabi yang dilebihkan akal, pikiran, rasa dan perasaannya, tentu tidak ingin mengecewakan para tukang itu. Dia lantas berdoa kepada Tuhan agar diciptakan tiga orang perempuan lagi.

Tuhan pun mengabulkan permintaan itu. Dan menciptakan seorang perempuan dari kuda, kemudian seorang lagi dari anjing, dan seorang lainnya dari ular. Penjelasan ini membuat kita semakin yakin bahwa di hati manusia sekarang ini terselip sifat hewani.

Kalau dia suka berpetualang, ingin bebas dan keras kepala, itu dipastikan dari “titisan” kuda. Kalau selalu ingin ribut, bertengkar, berkelahi, dan tidak punya rasa malu, berarti mewakili sifat anjing. Sedangkan sifat ular mewariskan kelicikan, tipu daya, dan berkhianat.

Di Takengon ada istilah “asu kute (anjing kota)”. Sebutan ini, karena sering dipakai, disingkat menjadi “askut”. Konon, dulu di belantara Tanoh Gayo, sang pawang mendidik anjing pemburu yang andal.

Sampai pada satu ketika, saat si anjing merasa memiliki cukup kepintaran, dia mengkhianati si pawang, meninggalkannya dan pergi ke Takengon. Anjing itu bertahan hidup dengan mencari makan di tong-tong sampah. Saat malam tiba, dia tidur di emperan toko. Pada masanya, dia menjadi penguasa di antara para anjing.

Lantas pada 1980-an, ungkapan “askut” menjadi istilah bagi orang yang berusaha dekat dengan orang lain dengan segala cara; menjilat, membuat konspirasi dan akhirnya berkuasa.

Bagi manusia, ini adalah peringatan agar berhati-hati memilih kawan. Pura-pura baik, nyatanya berkhianat setelah mendapatkan apa yang dia anggap sebagai “kepintaran*. Muallim harus memberikan sebutan “asu kute” bagi orang yang mengkhianatinya.

(Mendale, Agustus 21, 2024)

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Mualem – Dek Fad, Solusi Untuk Aceh Maju dan Bermartabat
Patroli Strong Poin Pos Padat Pagi Hari, Atur Arus Lalulintas Juga Membantu Penyeberangan Anak Sekolah
Duet Potensial H Musannif dan Syeh Muharram untuk Aceh Besar 2024-2029
Pernyataan Presiden Terpilih Prabowo tentang Koperasi Membawa Kesejukan Bagi Kesejahteraan Rakyat Aceh
Menakar Calon Kepala BIN Usulan Penguasa
Saatnya Penyegaran Pimpinan Intelijen Negara
Bukber Bersama Kawan Lama
Sehari Bersama Mualem
Berita ini 17 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 7 November 2024 - 02:04 WIB

Jaga Keselamatan Pengguna Jalan, Unit Lantas Polsek Ujung Tanah Rutin Lakukan Pengaturan Lalu Lintas

Rabu, 6 November 2024 - 03:34 WIB

Pilkada Serentak, Bhabinkamtibmas Gusung Giatkan Patroli Dialogis, Rangkul Warga Jaga Situasi Aman

Rabu, 6 November 2024 - 03:33 WIB

Cooling System Pilkada Serentak: Bhabinkamtibmas Melayu Baru Perkuat Sambang Masyarakat

Rabu, 6 November 2024 - 03:30 WIB

Unit Gakkum Satlantas Polres Pelabuhan Makassar Sukses Tekan Angka Kecelakaan Hingga Nomor Satu di Polda Sulsel

Selasa, 5 November 2024 - 00:41 WIB

Dengan Canda Tawa, Personil Polsubsektor Kepulauan Sangkarrang dan Babinsa Ajak Satlinmas Sukseskan Pilkada

Rabu, 30 Oktober 2024 - 22:31 WIB

Kapolres Pelabuhan Makassar Pastikan Pengawalan Ketat Distribusi Surat Suara Pilkada 2024

Rabu, 30 Oktober 2024 - 22:28 WIB

Cooling System, Bhabinkamtibmas Pulau Barrang Caddi Berikan Imbauan Kamtibmas Pilkada Serentak

Selasa, 29 Oktober 2024 - 22:23 WIB

Pengamat Politik Muhammad Asratillah Nilai Pasangan Andi Sudirman-Fatma Unggul Dalam Debat Perdana

Berita Terbaru