Pimpinan Dayah Qaha Lhokseumawe Tgk. Jamaluddin, S.Sos yang akrab disapa Waled Jamal. [Foto : Ist].
✓LIPUTAN 1 | JUM’AT, LHOKSEUMAWE – Menjelang perhelatan pesta demokrasi beberapa bulan ke depan, Pilkada mulai memasuki tahapan penjaringan serta pencalonan. Tensi politik di Lhokseumawe pun mulai meningkat. Para calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota tampil dengan ciri khas masing-masing, berusaha meyakinkan masyarakat bahwa mereka benar-benar ingin berbuat untuk Lhokseumawe.
Tokoh agama Tgk. Jamaluddin, S.Sos, yang akrab disapa Waled Jamal dan juga pimpinan Dayah Qari dan Hafizh (Qaha) Lhokseumawe, mengungkapkan bahwa semangat dan niat baik dari para calon untuk maju sebagai pemimpin kota Lhokseumawe harus diapresiasi.
“Ini adalah ajang fastabiqul khairat, jangan sampai menjadi ajang permusuhan antara calon satu dengan calon lainnya, apalagi menjadi ajang permusuhan antar masyarakat akibat perbedaan pilihan. Justru, perbedaan ini adalah rahmat dari Allah agar kita mampu saling menyatukan ide dan melengkapi satu sama lain,” kata Waled Jamal dalam keterangan lirisnya yang diterima tim redaksi, Jum’at (02/08/2024).
Siapapun nanti yang terpilih menjadi pemimpin kota Lhokseumawe, lanjut Waled Jamal, tugas utamanya adalah menyatukan semua elemen untuk bersama-sama membangun kota ini. Mereka harus mampu menghapus identitas “awak blah noe, awak blah deh” agar dapat bergerak bersama membangun Lhokseumawe.
“Perintah kesatuan dan persatuan adalah salah satu anjuran Nabi Besar Muhammad SAW agar kita semua diberikan keselamatan dunia dan akhirat nantinya. Jiwa mempersatukan harus ada dalam diri pemimpin di Aceh, khususnya di Lhokseumawe,” tambah Waled Jamal.
Lhokseumawe merupakan salah satu kota transit, karena siapapun yang melintas ke Medan atau Banda Aceh pasti akan melewati kota ini. Oleh karena itu, diharapkan Wali Kota terpilih nantinya mampu mewujudkan Lhokseumawe sebagai kota yang mempunyai identitas yang baik, pelayanan publik yang sempurna, kenyamanan kota yang indah, dan yang pastinya berlandaskan Syariat Islam dengan sempurna.
Penguatan Syariat Islam harus menjadi tujuan utama roda pemerintahan ke depan. “Jika sebuah daerah sudah menjalankan Syariat Islam dengan baik dan benar, maka daerah itu akan Allah berikan kenyamanan dan keamanan yang hakiki. Tetapi apabila Syariat Islam diabaikan, hanya dijadikan simbol, maka kehancuran akan kita rasakan bersama,” tegasnya.
Untuk mewujudkan Lhokseumawe yang baldatun Thayyibatun wa rabbun ghafur, semua elemen harus bersatu, terutama kekuatan ulama dan umara, akademisi dan birokrat, serta masyarakat. Mereka harus bersama-sama bergerak agar Lhokseumawe menjadi kota yang indah dan bermartabat.
“Kami berharap kepada semua calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota nantinya agar bisa memberikan edukasi politik kepada tim sukses masing-masing. Masyarakat tidak boleh saling serang, tidak boleh saling menjatuhkan dalam kampanye. Jangan sampai masyarakat terpecah belah hanya karena Pilkada. Jika ini menjadi landasan kita semua, maka Insya Allah Lhokseumawe akan lahir pemimpin yang amanah dan cinta kepada rakyat,” pungkas Waled Jamal.
[Timred]