Jantho | Puasa Ramadan 1445 atau 2024 telah berakhir, dan umat Islam kini merayakan Hari Raya Idul Fitri 1445. Ini adalah kesempatan untuk kembali kepada kesucian (al-‘id ilal fitrah), seperti yang diungkapkan oleh Ustadz Al Muzanni, MA dalam khutbah Jum’at di Masjid At Taqwa Lampupok Kecamatan Indrapuri Aceh Besar pada 12 April 2024.
Meskipun fitrah yang diberikan oleh Allah Swt. tidak berubah, manusia sering kali mengotori kesuciannya dengan berbagai kesalahan dan tindakan maksiat. Sebagai manusia, kita diminta untuk menghadapkan diri kepada agama Allah dengan lurus dan menjaga fitrah tersebut, sebagaimana yang disampaikan dalam Surah Al-Ruum ayat 30.
Ibadah puasa dan ibadah lainnya sepanjang tahun bertujuan untuk membimbing kita agar bisa merawat kesucian individu. Namun, dalam momen kembali kepada fitrah secara personal, kita juga diingatkan untuk memperluas kesucian tersebut ke level sosial dan komunal.
Perluasan kesucian ke dalam masyarakat, seperti yang dijelaskan oleh Muzanni, adalah bagian tak terpisahkan dari ibadah Idul Fitri. Ibadah ini melibatkan kunjungan satu sama lain, meminta maaf, dan bermaaf-maafan, yang semuanya menunjukkan pentingnya silaturrahim dan mempererat ikatan kasih sayang.
Meminta maaf dan bermaaf-maafan menjadi sangat penting setelah pemilu 2024, di mana masih terasa luka dan ketegangan dari proses pemilihan tersebut. Namun, hanya melalui saling memaafkan, kita bisa menciptakan kedamaian dan harmoni yang diperlukan untuk kemajuan negara.
Pemaafan bukan hanya sekedar berjabat tangan atau bersilaturrahmi, melainkan juga merupakan proses muhasabah di mana kita saling menghitung kejadian-kejadian pahit yang terjadi. Dengan introspeksi ini, kita bisa lebih mudah memaafkan satu sama lain dan memperbaiki hubungan serta menciptakan perdamaian yang berkelanjutan.
Sebagai lapisan masyarakat yang beragam, kita semua memiliki kelemahan dan kekeliruan. Namun, dengan saling memaafkan, kita bisa membangun suasana yang kondusif untuk bersama-sama berusaha demi kemajuan Indonesia, terutama Aceh, menuju kedamaian, kemajuan, dan keadaban yang lebih baik. (Ridha Yunawardi)