Meureudu : Dr. H. Said Mulyadi, SE, M.Si adalah sosok masyhur di kalangan Aktivis Aceh, Lama ia membaur dengan kalangan Pemuda, OKP, dan Ormas saat menjadi Kepala Bagian Umum di Pemerintahan Kabupaten Pidie, Aceh.
Di kancah pergaulan politik, doktor satu ini pun pandai membawa diri. Ia mampu menjaga keselarasan bahkan memberikan kontribusi besar kepemimpinan Aiyub Abbas dalam menakhodai Pidie Jaya.
Heri safrijal Ketua Pusat Studi Pemuda Aceh (PUSDA) menyampaikan ,Pertama kali Waled terjun ke dunia politik praktis yaitu ketika ia dipinang Partai Aceh untuk mendampingi Aiyub Abbas dalam Pilkada 2014.
Tak sedikit orang meragukan hubungan keduanya langgeng. Karena dalam banyak kasus, perkawinan politik pascakonflik di Aceh, melahirkan para pemenang pemilihan kepala daerah yang tidak awet banyak cekcok di tengah jalan.
Kisah-kisah tidak harmonisnya hubungan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, atau wali kota dan wakil wali kota telah menjadi pembicaraan umum, bahkan seringkali diwartakan media massa. Akan tetapi peristiwa itu tidak terjadi di Pidie Jaya.
Sebut heri inilah Sederet pendidikan formal yang beliau tempuh semenjak kuliah juga berkaitan dengan ekonomi. Ia mulai menimba ilmu di Akademi Keuangan Perbankan Indonesia (AKPI) Banda Aceh tahun 1985. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Banda Aceh pada tahun 1990.
Meski sudah berstatus sarjana, ia belum merasa cukup. Said kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang magister pada Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP) Universitas Syiah Kuala (USK) tahun 1999.
Di dunia birokrasi, ia mulai bekerja sebagai staf Kantor Camat Ulim pada 1989 sampai 1994. Dalam perjalanan karirnya ia pernah menjadi Kepala Dinas perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pidie pada 2007-2009. Kemudian dipilih kembali sebagai Kadisperindagkop Pidie untuk masa jabatan 2009-2011.
Dari dinas, dia diminta membantu Pemkab Pidie sebagai Asisten Administrasi Umum Sekretariat Kabupaten Pidie dari 2011-2012. Sebagai pamungkas kecemerlangannya di dunia birokrasi, pada 2012, dia ditetapkan sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Pidie hingga 2014.
Kiprahnya sebagai Sekda Pidie menarik perhatian Partai Aceh. Mereka membutuhkan calon Wakil Bupati Pidie Jaya yang cakap, berintegritas, dan low profile. Semua syarat tersebut ada pada Waled. Mereka pun menjalin komunikasi hingga akhirnya kedua belah pihak sepakat bekerja bersama membangun Pidie Jaya dan memulainya pada Pilkada 2014.
Suami dari Hj. Syarifah Hasnah, ini bekerja dengan baik. Dia mengombinasikan ilmu birokrasi yang telah lama digeluti dengan pengathuan politik yang sejak muda telah ia pelajari. Sembari terus melaksanakan tugas sebagai Wakil Bupati Pijay, semakin hari bertambah banyak kepercayaan yang harus ia dulang dari Abuwa, waled juga sudah menyelesaikan Doktor di Universitas Negeri Malang, Jawa Timur. Hal menarik dari Waled, meskipun sangat sibuk melaksanakan tugas negara, sekaligus menempuh studi di ujung timur Pulau Jawa, tidak membuatnya kehabisan energi melayani rakyat, sekaligus membina birokrasi.
Heri menyebutkan Banyak kalangan masyarakat pidie jaya menginginkan Said Muliadi pemimpin pidie jaya yang disebut-sebut menjadi calon bupati Pidie Jaya terkuat yang bakal diusung oleh Partai Aceh kedepan, sudah banyak trobosan yang beliau lakukan di bidang pertanian, perikanan dan peternakan,
Heri yang juga mantan Sekjend BEM USK menyebutkan Tentang kiprah Waled di Pidie Jaya diakui oleh banyak pihak. Bahkan kabar kehebatan kinerjanya sampai ke tingkat Provinsi Aceh. Said, ketika membantu Aiyub Abbas, mampu menurunkan angka kemiskinan dari dua digit menjadi satu digit.
Dukungan itu terungkap dalam beberapa acara termasuk pada acara buka bersama dan temu ramah organisasi Kepemudaan juga kalangan mellenial, harapan semuanya waled diminta maju kembali untuk Membangun pidie jaya 2024-2029 tutup heri. (RED)